Karanganyar, Ahad(24/09/2017) – Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Karanganyar menggelar kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mitranya dalam management program dan penggalangan sumberdaya penanganan TB-HIV selama dua hari berturut – turut, Jum’at – Sabtu (22 s.d 23 Sept) di Hall Room Hotel Tamansari Karanganyar kemarin. Acara tersebut diberi nama “Capacity Building of CSO Program Management and Fundraising Community TB-HIV Care Aisyiyah R-NFM” dan dihadiri 20 mitra CSO dari berbagai elemen.
Ketua PDA Kabupaten Karanganyar, Dra. Hj. Kunthi Bastona, ketika dialog live bersama Radio SWIBA yang dimoderatori oleh Direktur LPPL Radio SWIBA, Teguh Triyono, S.H, M.Si menyampaikan tentang kegiatan TB-HIV Care Aisyiyah dan latar belakangnya. Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari amanah yang diberikan oleh SR-TB Aisyiyah Jawa Tengah sejak Oktober 2016 lalu. Ketika itu terdapat 5 Kabupaten/Kota yang mendapat amanah untuk melaksanakan penanggulangan TB, hingga saat ini sudah terdapat 26 Kabupaten/Kota yang menjadi pelaksana program tersebut.
Suasana ketika Dialog Life bersama Radio SWIBA Karanganyar
Lebih lanjut Kunthi Bastona menjelaskan saat ini TIM TB HIV Aisyiyah Karanganyar diketuai oleh Hj. Darsih Al Adib dari Majelis Kesehatan PDA Karanganyar sedangkan Subuha Pilar Naredia sebagai Ketua Programnya. Dalam dua kali perekrutan, tim TB-HIV Aisyiyah Karanganyar sudah memiliki 48 kader dan 12 Puskesmas yang berada di 8 Kecamatan.
“Kita punya wilayah 12 Puskesmas yang berada di 8 Kecamatan yaitu Colomadu, Tasikmadu, Kebakkramat, Jaten, Karanganyar, Karangpandan, Mojogedang dan Kerjo”, tuturnya.
Kunthi menambahkan, selama ini kadernya sudah melakukan banyak kegiatan, mulai dari kerja di lapangan, sosialisasi, pengjangkauan suspect sejak bulan Januari 2017. Bahkan hingga saat ini sudah diperoleh positif TB-HIV sebanyak 72 orang dari 655 suspects. Dari jumlah tersebut setelah dilakukan pemantauan dan pendampingan berhasil sembuh 22 orang.
“Kita sampai hari ini yang kita pantau terus dan yang sudah sembuh ada 22 orang dari 72 orang yang positif”, tambahnya.
TB-HIV Care Aisyiyah Karanganyar juga telah mengadakan Memorandum of Understanding (MoU) dengan beberapa mitra seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, RS PKU Muhammadiyah Karanganyar, Muslimat NU, Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) dan Kwarcab XI.13 Karanganyar. Ketika peringatan TB Dunia beberapa waktu yang lalu, TB-HIV Care Aisyiyah juga mengadakan ketuk pintu di 1.403 KK dalam waktu 2 minggu untuk melakukan sosialisasi.
Sementara itu, Ketua Program TB-HIV, Subuha, ketika dialog tersebut juga menegaskan bahwa gerakan program tersebut tidak bisa bila hanya dilakukan dengan keterlibatan kader saja, melaikan harus disertai dengan pendampingan advokasi.
“Kita membutuhkan berbagai bentuk advokasi, salah satunya dari Mbak Lina yang selaku dari IAC (Indonesia Aids Coalition, red) memberikan pelatihan kepada kita untuk melakukan pelatihan – pelatihan advolasi juga ke dalam mitra kerja”, tutur Subuha.
Selain kader, Subuha juga menyampaikan dalam kesuksesan program tersebut ia telah menggandeng tokoh agama (toga) dan tokoh masyarakat (toma) sebanyak 20 orang untuk ikut mengkampanyekan isu TB-HIV. Toga dan Toma penting karena tokoh – tokoh inilah yang menjadi corong di masyarakat, sehingga kader ketika melakukan edukasi, masyarakat bisa lebih terbuka.
Foto bersama ketika acara Capacity Building Program Management and Fundraising Community TB-HIV Care Aisyiyah
Berkaitan dengan payung hukum untuk kelangsungan program TB-HIV, Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Karanganyar, Drs. H. Djatmiko, MM yang juga diajak dialog dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa saat ini Kabupaten Karanganyar sudah memiliki Perda sebagai kebijakan Pemerintah Daerah untuk menanggulangi TB dan HIV.
“Kita sudah punya perna No 22 tahun 2015, TB sudah masuk di salah satu pasal, tinggal nanti dibuat SK Bupati”, tandas Djatmiko.
Ia menjelaskan rentannya penderita HIV terhadap virus TB. Virus tersebut menyerang kekebalan tubuh yang rendah hingga berakibat menjadi AIDS yang sulit disembuhkan.
“Para penderita HIV sangat mudah terserang penyakit lain, yang banyak menyerang adalah TB karena virus tersebut tersebar dimana – mana. Dia hinggap di tubuh yang tidak sehat karena ketahanan tubuh rendah, sehingga banyak penderita HIV yang terkena TB hingga akhirnya menjadi AIDS “, paparnya.
Suasana pemberian materi Fundraising TB-HIV
Capacity Building Program Management and Fundraising sendiri diselenggarakan dalam 2 tahab. Tahab pertama adalah materi dasar management program yang dilaksanakan pada hari Jum’at, sedangkan hari kedua adalah materi Fundraising. (Oew)