Karanganyar, Minggu(1/1/2017) – Budaya tahun baru dengan perayaan pesta kembang api dan terompet tahun baru masih banyak diminati masyarakat. Khususnya bagi remaja yang masih mencari jati diri. Dengan berbagai dalih temu kangen dengan sahabat, nongkrong bareng, dan tidak afdol jika malam tahun baru tidak keluar rumah. Namun, jangan bersedih bagi seorang muslim yang tidak mengikuti budaya tersebut. Mengapa? Budaya tersebut sudah tidak mainstream dikalangan umat muslim. Pasalnya, diberbagai daerah acara untuk menyambut tahun baru dilakukan dengan berbagai hal yang positif guna merefleksi diri dan melakukan perenungan terhadap setiap kesalahan yang telah diperbuat.
Seperti yang dilakukan Remaja Masjid Parakan, Bolong, Karanganyar. Para remaja Muhammadiyah ini menyambut tahun baru dengan “KHATAMAN” di Rumah Qur’an yang terletak di desa Parakan. Kegiatan yang dilaksanakan sejak hari Sabtu – Ahad (31 Desember 2016 hingga 1 Januari 2017) ini dimulai dengan membaca Al – qur’an 30 juz yang alunannya lebih merdu daripada suara terompet tahun baru.
Dilanjutkan membahas berbagai resolusi akhir tahun, refleksi diri serta renungan. Menonton film perjuangan Islam, Melaksanakan Sholat Tahajud, Sholat Subuh berjama’ah, Dzikir Al – Ma’tsurat pagi. Dan Kegiatan ditutup dengan jalan – jalan pagi menyambut tahun baru 2017.
“Ramaikan tahun baru dengan Al Qur’an. Qur’an di tangan jadi pedoman, kita sambut kebangkitan Islam”, tutur beberapa Remaja Masjid. (Kontributor:Handayani MIM Parakan/Foto:Roh Prehadi)