Karanganyar, Selasa(24/12/2019) – Membuat media mainstream adalah salah satu agenda Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil II) Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Jawa Tengah. Untuk mendukung agenda ini memang diperlukan resource yang tidak sedikit. Manajemen SDM secara profesional, pendanaan dan legalitas media menjadi hal utama yang penting untuk diperhatikan. Hal tersebut terungkap ketika seminar Rakerwil yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), kemarin (Sabtu s.d Minggu, 21 s.d 22/12).
Rakerwil II yang mengundang MPI PDM se-Jawa Tengah ini diawali dengan seminar dengan beberapa narasumber antara lain Pimpinan Redaksi / Penanggung Jawab Menara62.com, Imam Prihadiyoko dan Dewan Pers, Hendry Ch Bangun. Bahkah Wakil Ketua Dewan Pers, Hendy CH, menyampaikan bahwa verifikasi oleh Dewan Pers terhadap media berjalan lamban, baru sekitar 510 yang terverifikasi faktual dan 1500 administratif padahal terdapat sekitar 40.000 media yang ada di Indonesia. Menurut Hendry, siapapun bisa mendirikan perusahaan pers tetapi harus berbadan hukum Indonesia sesuai Undang – Undang Pers Pasal 9. Verifikasi terhadap perusahaan pers selain untuk kredibilitas perusahaan juga untuk memproteksi perusahaan.
“Dewan Pers melakukan verifikasi sebagai upaya untuk meningkatkan mutu media sekaligus melindungi dari kriminalisasi wartawan dan produk jurnalstik, serta untuk kemudahan bekerjasama dengan pihak lain”, papar Hendry.
Ditanya terkait bagaimana bisa membuat media mainstream, Hendry menyampaikan bahwa media yang bersangkutan harus dikelola profesional, temasuk legalitas dan manajemen SDM Karyawan (honor dan lain – lain).
Ketua MPI Jateng Menantang Menara62.
Sementara itu Pemred Menara62 yang diundang dalam seminar tersebut juga menyampaikan bahwa media di Muhammadiyah haruslah noble industri, trusted dan proven. Ditanya tentang kesiapan Menara62 menjadi media mainstream, Imam menyampaikan bahwa saat ini Menara62 belum mampu menjadi media mainstream yang profesional. Bahkan pernyataan Imam ini ditegaskah kembali oleh Ketua MPI Jateng, Dr. Teguh Hadi Prayitno, MM.M.Hum pada hari berikutnya ketika pelaksanaan Rakerwil.
“Kemarin kita sengaja mengundang Pemred Menara62 (Imam, Red), dan tidak bersedia menjadi media mainstream”, tegasnya.
Teguh mengajak kepada seluruh MPI PDM se-Jateng untuk bersama – sama mewujudkan media mainstream. Menurutnya pendirian media mainstream Muhammadiyah telah didukung sumber daya manusia yang memadai. Telah ada 7 wartawan TV Muhammadiyah (TVMU) di Jawa Tengah yang resmi menjadi anggota Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI). Tidak hanya itu saja, anggota – anggota MPI se-Jateng juga banyak yang berkiprah di media – media pemerintah seperti Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) baik sebagai direksi maupun pengawas. Hal itu sebagai SDM untuk Muhammadiyah.
Hasil Rakerwil ke-2 ini disepakati dibentuknya Media Mainstream Muhammadiyah. Proposal pembuatan portal media pun dibahas dan dipersilahkan para peserta untuk memberikan usulan. Teguh mempersilahkan kepada para anggota MPI se-Jateng yang bersedia menjadi pengurus media tersebut. Panitia kecil langsung dibentuk, sayangnya hingga berita ini dirilis belum ada kabar resmi tentang nama media yang diprediksikan akan menyaingi media – media mainstream yang telah ada.
Acara rakerwil dibuka oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng, Drs. Tafsir, M.Ag, dihadirii oleh Ketua MPI PP Muhammadiyah, Dr. Muchlas MT. (MPI PDM Karanganyar – Oew)