Karanganyar, Sabtu(27/04/2019) – Sangat disadari bahwa fikih Tarjih Muhammadiyah belum sepenuhnya diaplikasikan oleh masyarakat. Bahkan warga Muhammadiyah sendiri belum sepenuhnya mengerti fikih – fikih yang sudah menjadi keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Kumpulan keputusan MTT PP Muhammadiyah sebetulnya sudah dibukukan dalam buku “Himpunan Putusan Tarjih” (HPT) yang bisa didapatkan di toko – toko sekitar. Namun demikian rendahnya literasi masyarakat juga menjadi penghambat pemahaman fikih berdasarkan manhaj Muhammadiyah.
Hal tersebut terungkap dalam acara Kunjungan dan Sosialisasi Ketarjihan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diselenggarakan di Aula SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar pagi tadi. Wakil Ketua MTT PP Muhammadiyah, Drs. H. Dahwan, M.Si, menyampaikan bahwa latar belakang kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan kepada para peserta tentang keTarjihan Muhammadiyah. Menurut Dahwan, masih banyak warga Muhammadiyah yang belum paham betul tentang Tarjih Muhammadiyah, bahkan para calon pelajar yang akan masuk di Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) kebanyakan belum mengerti manhaj Tarjih.
“Keputusan Tarjih belum merata di warga Muhammadiyah, di PUTM sendiri para calon yang akan masuk ke PUTM ini belum mengerti manhaj Tarjih”, tutur Dahwan.
Ia menambahkan, dalam sosialisasi tersebut ada beberapa materi yang akan disampaikan diantaranya Hisab, Manhaj Tarjih dan Fikih Ramadhan serta sosialisasi PUTM.
Sementara itu, Wakil Ketua MTT Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Sholahudin Sirizar agar sekolah – sekolah Muhammadiyah tidak hanya mengajarkan pelajaran ke-Muhammadiyahan, tapi juga ke-Tarjihan. Dengan demikian diharapkan siswa didik juga mengerti tentang fikih – fikih Tarjih. Selain itu, menurutnya, saat sekarang yang menjadi obyek dakwah Muhammadiyah bukan hanya Takhayul, Bid’ah, Churofat (TBC), tapi muncul penyakit baru yaitu SEPILIS (Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme).
“Ketika belum bisa menyembuhkan penyakit ini (TBC, red), muncul penyakit baru yaitu SEPILIS, tidak hanya di akar rumput bahkan di Universitas – Universitas Muhammadiyah pun penyakit ini berkembang”, terangnya.
Muhammadiyah selama ini baru fokus kepada Amar ma’ruf, belum nahi mungkar. Untuk memerangi TBC dan SEPILIS menurutnya harus totalitas beramar ma’ruf nahi mungkar.
Belum kuatnya ketarjihan ini juga terjadi di daerah terbukti dengan belum kuatnya keyakinan warga Muhammadiyah terhadap keputusan tarjih. Banyaknya pemikiran – pemikiran dan pemahaman keagamaan yang lalu lalang di handphone terkadang membuat warga kebingungan untuk menentukan fikih yang digunakan. Hal tersebut disampaikan Ketua PDM Karanganyar, Drs. H. Muh Samsuri, M.Si ketika memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut. Selain itu.
Kegiatan ini dihadiri oleh MTT PP Muhammadiyah, MTT PWM Jateng, MTT PDM se-Solo Raya dan Pati, para perwakilan Majelis dan Lembaga PDM Karanganyar, AUM dan para Da’i Muhammadiyah. Materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut diantara “Manhaj Tarjih” dan “Fikih Ramadhan” oleh Ali Yusuf, S. Th. I, M. Hum, “Hisab Awal Ramadhan” oleh Dr Agus Purwanto penulis Ayat – Ayat Semesta, dan sosialisasi PUTM. (MPI PDM Kra – Oki)
PHOTO GALERI
Bagikan