Karanganyar, Jum’at(22/09/2017) – Tidak ada paham terorisme di Muhammadiyah, bahkan Organisasi Muhammadiyah berazaskan Pancasila. Hal tersebut ditegaskan Busyro Muqoddas ketika menjadi pembicara dalam seminar Ideologi, Politik dan Organisasi (Ideopolitor) di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Karanganyar kemarin, Kamis(21/09).
“Di Muhammadiyah itu tidak ada karakter pemikiran, pemahaman agama, yang bisa dikategorikan atau dicurigai untuk mengarah ke terorisme itu tidak ada”, tegas Busyro.
Mantan pengurus ranting Muhammadiyah Nitikan Kotagede Yogyakarta, yang juga mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi RI tersebut menambahkan ketika melatih Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) mulai dari tingkat ranting hingga pusat tidak pernah mengajarkan pemahaman garis keras kepada anak didiknya. Lebih lanjut ia menegaskan bahwa Muhammadiyah berazaskan Pancasila, bahkan ia menceritakan kisah salah satu tokoh Muhammadiyah, A.R Fachruddin, menghadap Presiden Suharto sebelum melaksanakan Muktamar di Mangkunegaran tahun 1985.
“A.R Fachrudin lah yang bisa meluluhkan hatinya pak Harto, ormas Islam yang akan melalukan muktamar tanpa mencantumkan Pancasila sebagai azas tunggal maka tidak akan diberikan izin”, terangnya.
Maka A.R Rachrudin yang sebelumnya mengirim surat tulisan tangan kepada Presiden Suharto, disambut dirumah kediamannya hingga akhirnya Muktamar dapat terlaksana dengan baik.
Busyro (tengah) memberikan seminar bersama Ari Anshori (kanan) dan Sarilan M Ali sebagai moderator
Tidak hanya itu, Busyro juga menceritakan jasa Ki Bagus Hadikusumo yang ketika itu menjabat sebagai Pimpinan Besar Muhammadiyah mengusulkan Sila Ketuhanan yang semula oleh Bung Karno diletakkan sebagai Sila ke-5 dipindah menjadi Sila ke-1. Sila “Ketuhanan Berdasarkan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” tersebut diusulkan oleh Ki Bagus Hadikusumo menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dari seluruh kisah tersebut Busro kembali menegaskan bahwa Muhammadiyah betul – betul berlandaskan Pancasila. Tidak hanya slogan tetapi disetiap gerakannya berlandaskan Pancasila.
Berkaitan dengan paham – paham radikal terorisme anti pancasila dirinya menghimbau kepada persyarikatan agar waspada. Sistem kaderisasi dalam Muhammadiyah jangan ditabrak. Warga Muhammadiyah yang belum jelas ke-Muhammadiyahnya jangan ditempatkan di struktur kepengurusan.
“Ini yang saya minta Bapak Ibu ekstra waspada, jangan sampai sistem kaderisasi ditabrak, kalo belum jelas ke-berMuhammadiyahannya ya jangan dijadikan pengurus, ikut pengajian boleh”, tambahnya.
Busyro Muqoddas sendiri tercatat pernah menjadi ketua Badan Pembinaan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah, selain itu dimasa mudanya juga pernah menjabat sebagai ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Ia pada saat memimpin IPM terkenal sangat vokal dan berani melawan kebijakan rezim Orde Baru yang sangat membatasi ruang gerak organisasi pelajar saat itu.
Seminar Ideopolitor yang diselenggarakan kemarin dihadiri 800-an peserta jajajaran pengurus Persyarikatan Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar dengan menghadirkan narasumber Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Dr. H. Busyro Muqoddas, S.H, M.H dan Ketua MPK PP Muhammadiyah, Dr. H. Ari Anshori, MA. Seminar tersebut merupakan seminar ke-2 setelah sukses mengadakan kegiatan dengan tema yang sama 19 Mei kemarin dengan menghadirkan narasumber H. Faturahman Kamal, Lc., M.Si, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. (Oew)
Bagikan