Kritik Ngabalin ke Busro Tuna Adab, Aan Shopuanudin: Petinggi Pejabat Harusnya Punya Etika dalam Beropini

0
694
H. Aan Shopuanudin, M.Pd.Si, anggota Lembaga Hikmah dan HAM PWPM Jawa Tengah

Pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang menyebut ‘otak sungsang’ kepada Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas, menuai tanggapan dari sejumlah tokoh. Anggota Lembaga Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Tengah, H. Aan Shopuanudin, M.Pd.Si ikut mengomentari pernyataan tuna adab Ali Ngabalin soal pernyataan ‘otak sungsang’ tersebut.

Pernyataan tuna adab Ali Ngabalin ini muncul ketika Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas memberikan pernyataan tentang 75 anggota KPK yang dinonaktifkan mengundang reaksi dari beberapa pihak. Busyro mengungkapkan Sejak UU KPK direvisi dengan UU 19/2019, di tangan Presiden Jokowi lah KPK itu tamat riwayatnya. Jadi bukan dilemahkan, sudah tamat riwayatnya.

Hal ini mendapat respon dari Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang menyatakan ‘Otak-otak sungsang’ seperti Busyro Muqoddas ini merugikan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan pendidikan umat yang kuat dan berwibawa, kenapa harus tercemar oleh manusia prejudice seperti ini.

Menurut Aan Shopuanudin, sikap serta peryataan yang dikeluarkan oleh Ali Mochtar Ngabalin tidak mencerminkan kepribadian seorang pejabat negara yang harus menjadi teladan bagi masyarakat luas di negara yang berlandaskan nilai luhur Pancasila.

“Petinggi pejabat harusnya ada etika dalam menyampaikan opini dan statemen, jangan asal bersuara, beliau (Busyro) setidaknya sudah pernah berada di lingkungan internal KPK jadi ada alasan yang mendasar kenapa sampai ada pernyataan itu”, ujar Aan dalam siaran pers yang diterima kabardubelas.com, Ahad (16/5).

Oleh karenanya, Aan mendesak kepada Ali Mochtar Ngabalin untuk menyampaikan permohonan maaf kepada Busyro Muqoddas, serta Kepada seluruh keluarga besar Muhammadiyah atas pernyataannya yang tidak etis.

“Hal ini sebagai pembelajaran bersama mengingat Muhammadiyah hanya ingin berkontribusi secara positif dalam membangun bangsa dan negara”, imbuh pria yang aktif di beberapa organisasi ini.

Aan juga menghimbau kepada seluruh Pemuda Muhammadiyah dan KOKAM untuk menyatakan sikap atas pernyataan tuna adab Ali Mochtar Ngabalin ini.

“Kami menghimbau kepada para kader Pemuda Muhammadiyah dan KOKAM di manapun untuk menyatakan sikap: 1. Ali Mochtar Ngabalin untuk mencabut pernyataannya di depan publik, 2. Ali Mochtar Ngabalin harus meminta maaf kepada Ayahanda Busyro Muqaddas secara pribadi dan Muhammadiyah secara persyarikatan, 3. Mendesak kepada Presiden Jokowi untuk dapat menjaga jajarannya dalam berstatemen sehingga tercipta nya kondusifitas dalam bernegara, 4. Pernyataan harus disampaikan melalui media nasional”, pungkasnya. (Sapzz)